ads
Unknown Teori Akuntansi Jumat, 08 November 2013 BAB 1 TEORI AKUNTANSI PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI Akuntansi keuangan membahas tentang bagimana prosedur, metoda, dan teknik pencatat... teori akuntansi 5

Teori Akuntansi

BAB 1 TEORI AKUNTANSI

PENGERTIAN TEORI AKUNTANSI

Akuntansi keuangan membahas tentang bagimana prosedur, metoda, dan teknik pencatatan transaksi keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan pelaporan keuangan yang telah ditetapkan. Standar akuntansi memberi pedoman ( pendefinisian, pengukuran, penilaian, pengakuan, dan pengungkapan elemen – elemen atau pos – pos laporan keuangan ) perlakuan akuntansi terhadap suatu kejadian.
Akuntansi yang dipraktikkan dalam suatu negara sebenarnya tidak terjadi begitu saja secara ilmiah namun praktik yang dijalankan dirancang dan dikembangkan secara sengaja untuk mencapai tujuan sosial tertentu. Dan praktik akuntansi dipengaruhi oleh faktor lingkungan ( sosial, ekonomi, politis ). Karena itu, struktur dan praktik akuntansi akan berbeda antara negara yang satu dengan yang lainnya ( perbedaan muncul dikarenakan struktur dan praktik tersebut disesuaikan dengan kondisi negara, tempat dimana akuntansi tersebut dijalankan ).
Dalam bab ini teori akuntansi akan membahas perlakuan – perlakuan dan model – model alternatif yang dapat menjadi jawaban atas masalah – masalah yang dihadapi dalam praktik akuntansi. Praktik yang baik dan maju tidak akan dapat dicapai tanpa suatu  landasan teori yang baik. Karena itu praktik dan profesi harus dikembangkan atas dasar penalaran.

Pengembangan Akuntansi
Akuntansi dipandang sebagai pelaksanaaan dan penerapan standar untuk menyusun seperangkat laporan keuangan. Dari sudut profesi atau praktisi, akuntansi berkepentingan dengan aspek “bagaimana”. Prinsip Akuntansi Berterima Umum / PABU ( generally accepted accounting principles / GAAP ) merupakan pedoman yang lebih luas dari pada standar akuntansi karena tidak semua perlakuan akuntansi secara eksplisit diatur dalam standar akuntansi. PABU berisi standar akunatansi ditambah dengan sumber – sumber acuan lain yang didukung berlakunya.
Di lain pihak, sebagai objek pengetahuan di perguruan tinggi. Akademisi memandang akuntansi sebagai dua bidang kajian yaitu bidang praktik dan teori. Dengan demikian pendidikan akuntansi di perguruan tinggi harus mampu mengubah praktik akuntansi yang dijalankan menjadi lebih baik. Namun dalam kenyataannya, proses pengajaran di perguruan tinggi tidak selalu dapat terlaksana karena berbagai faktor.

Peran Riset Akuntansi
Praktik akuntansi akan mengalami perkembangan yang pesat dan memuaskan apabila terjadi interaksi antara tiga aspek yaitu : riset, pengajaran, dan praktik.
Adapun gagasan – gagasan baru yang muncul untuk pengembangan praktik harus merupakan bahan penelitian dan pembahasan di tingkat akademik sehingga dihasilkan praktik – praktik alternatif yang dapat menjadi solusi bila terjadi masalah dalam praktik.

Perekayasaan Pelaporan Keuangan
Perekayasaan merupakan proses terencana dan sistematis yang melibatkan pemikiran, penalaran, dan pertimbangan untuk memilih dan menentukan teori, penngetahuan yang tersedia, konsep, metoda, teknik serta pendekatan untuk menghasilkan suatu produk.
Dalam perekayasaan pelaporan keuangan, akuntansi memanfaatkan pengetahuan dan sains dari berbagai disiplin ilmu. Tujuan akuntansi akan menjadi kekuatan pengarah dalam merekayasa akuntansi karena tujuan tersebut akan digunakan untuk mengevaluasi kebermanfaatan dan keefektifan produk yang dihasilkan.

Teori Akuntansi Sebagai Sains
Teori akuntansi sering diartikan sebagai sekumpulan prinsip – prinsip akuntansi yang berlaku dan harus dianut dalam lingkungan tertentu.
Pengertian teori adalah seperangkat konsep,  definisi, dan proposisi yang saling berkaitan. Teori berisi pernyataan – pernyataan asumsi dan hipotesis. Dan tujuan teori sendiri adalah menjelaskan ( menganalisis dan memberi alasan mengapa fenomena atau fakta seperti yang diamati ) dan memprediksi ( memberi keyakinan bahwa asumsi atau syarat yaang diteorikan besar kemungkinan merupakan suatu fenomena atau kejadian tertentu yang akan terjadi ).
Jika pengertian tersebut diterapkan untuk akuntansi, maka teori akuntansi sering dimaksudkan sebagai sains yang berdiri sendiri yang menjadi sumber atau induk pengetahuan dan praktik akuntansi. Oleh karena itu, teori akuntansi berisi keseluruhan analisis dan komponennya yang menjadi sumber acuan untuk menjelaskan dan memprediksi gejala – gejala atau peristiwa dalam akuntansi.
Karena teori akuntansi disetarakan dengan sains, maka apa yang dibahas oleh teori ini harus memenuhi kriteria sains yaitu bebas nilai, koheren, universal, dan dapat diuji secara empiris.

Teori Akuntansi Sebagai Penalaran Logis
Teori akuntansi disebut sebagai penalaran logis karena dapat memberikan penjelasan dan alasan tentang perlakuan akuntansi tertentu ( baik menurut akuntansi atau menurut traadisi ) dan tentang struktur akuntansi yang berlaku dalam suatu wilayah tertentu.

Aspek Sasaran Teori
Aspek sasaran teori akuntansi ini adalah pembedan teori akuntansi menjadi teori akuntansi positif ( berisi pernyataan tentang suatu kejadian, tindakan, atau perbuatan  seperi apa adanya sesuai dengan fakta atas dasar empiris ) dan normatif ( berisi pernyataan dan penalaran untuk menilai apakah sesuatu itu baik atau buruk atau relevan atau tidak relevan dalam hubungannya dengan kebijakan ekonomik atau sosial tertentu.
Penjelasan positif diarahkan untuk memberi jawaban apakah sesuatu pernyataan itu benar atau salah  atas dasar ilmiah. Penjelasan normatif diarahkan untuk mendukung atau menghasilkan kebijakan politik sehingga bersifat pembuatan kebijakan.


Aspek Tataran Semiotika
Semiotika merupakan bidang kajian yang membahas teori umum tentang tanda – tanda dan simbol – simbol dalam bidang lingustika ( bidang kajian ilmu bahasa yang membahas fonetik, gramatika, morfologi,, dan makna kata atau ungkapan). Tanda atau simbol bhasa dan tata bahasa membentuk ungkapan bahasa yang menjadi media komunikasi.

Teori Akuntansi Semantik
Teori akuntansi semantik ini menekankan pembahasan pada masalah penyimbolan dunia nyata atau realitas ke dalam tanda – tanda bahasa akuntansi ( elemen statemen keuangan ) sehingga orang dapat membayangkan kegiatan. Oleh karena itu, teori ini banyak membahas pemdefinisian makna elemen, pengidentifikasian atribut atau karakteristik elemen sebagai bahan pendefinisian, dan penentuan jumlah rupiah elemen sebagai salah satu atribut.

Teori Akuntansi Sintatik
Teori akuntansi sintatik merupakan teori yang berorientasi untuk membahas masalah – masalah tentang bagaimana kegiatan – kegiatan perusahaan yang telah disimbolkan secara semantik dalam elemen – elemen keuangan dapat diwujudkan dalam bentuk statemen keuangan. Simbol – simbol tersebut ( misalnya aset, kewajiban, dan lainnya ).
Teori sintatik meliputi hubungan antara unsur – unsur yang membentuk struktur pelaporan keuangan atau struktur akuntansi dalam suatu negara yaitu manajemen, entitas pelaporan, pemakai informasi, sistem akuntansi, dan pedoman penyusunan pelaporan.

Teori Akuntansi Pragmatik
Teori ini memusatkan perhatiannya pada pengaruh informasi terhadap perubahan perilaku pemakai laporan. Dengan kata lain, teori ini membahas reaksi pihak yang dituju oleh informasi akuntansi.
Teori pragmatik juga membahas berbagai hal dan masalah yang berkaitan dengan pengujian kebermanfatan informasi baik dalam konteks pelaporan keuangan eksternal maupun manajerial. Teori pragmatik banyak berisi pengujian – pengujian teori tentang hubungan antara variabel akuntansi dengan variabel perubahan atau perbedaan perilaku pemakai.

Penalaran Deduktif
Penalaran deduktif merupakan proses penyimpulan yang berawal dari suatu pernyataan umum yang disepakati ( diebut premis ) ke pernyataan khusus sebagai kesimpulan. Penalaran deduktif dalam akuntansi digunakan untuk memberi penjelasan dukungan terhadap kelayakan suatu pernyataan akuntansi.

Penalaran Induktif
Penalaran induktif merupakan proses yang berawal dari suatu pernyataan atau keadaan yang khusus dan berakhir dengan pernyataan umum yang merupakan generalisasi dari keadaan khusus tersebut. Penalaran induktif dalam akuntansi pada umumnya digunakan untuk menghasilkan pernyataan umum yang menjadi penjelasan terhadap gejala akuntansi tersebut.
Pada praktiknya penalaran induktif dalam akuntansi tdak dapat dilaksanakan terpisah dengan penalaran deduktif, karena kedua penalaran tersebut saling berkaitan.



BAB 2 TEORI AKUNTANSI

PENALARAN ( REASONING )

Penalaran marupakan proses berpikir logis dan sistematis untuk membentuk dan mengevaluasi suatu keyakinan (belief) terhadap suatu pernyataan atau asersi (assertion).
Penalaran melibatkan proses penurunan konsekuensi logis dan proses penarikan simpulan / konklusi dari serangkaian pernyataan atau asersi.

Unsur dan Strukur Penalaran
Struktur dan proses penalaran didasari atas tiga konsep penting, yaitu :
  1. Asersi, suatu pernyataan ( biasanya positif ) yang menegaskan bahwa sesuatu          ( misalnya teori ) adalah benar. Asersi mempunyai fungsi ganda dalam penalaran yaitu sebagai elemen pembentuk argumen dan sebagai keyakinan yang dihasilkan oleh penalaran ( berupa kesimpulan ).
  2. Keyakinan, merupakan tingkat kebersediaan untuk menerima suatu pernyataan atau teori ( penjelasan ) mengenai suatu fenomena atau gejala ( alam atau sosial ) adalah benar.
  3. Argumen, merupakan serangkaian asersi beserta keterkaitan ( artikulasi ) daan inferensi atau penyimpulan yang digunakan untuk mendukung suatu keyakinan. Dalam hal ini argumen merupakan unsur yang paling penting karena digunakan untuk membentuk, memelihara, atau mengubah suatu keyakinan.

Jenis Asersi
Asersi dapat diklasifikasi menjadi :
  1. Asumsi, merupakan asersi yang diyakini benar meskipun orang tidak dapat mengajukan atau menunjukkan bukti tentang kebenarannya secara meyakinkan.
  2. Hipotesis, merupakan asersi yang kebenarannya belum atau tidak diketahui tetapi diyakini bahwa asersi tersebut dapat diuji kebenarannya. Agar disebut sebagai suatu hipotesis maka suatu asersi juga harus mengandung kemungkinan salah, karena jika asersi adalah benar maka asersi akan menjadi pernyataan fakta.
  3. Pernyataan fakta, merupaakan asersi yang bukti tentang kebenarannya diyakini sangat kuat atau bahkan tidak dibantah.

Jenis Argumen
Argumen dapat diklasifikasi sebagai berikut :
1.     Argumen Deduktif, atau argumen logis merupakan argumen yang asersi konklusinya tersirat atau dapat diturunkan dari asersi – asersi lain yang diajukan.
2.    Argumen Induktif, argumen ini lebih bersifat sebagai argumen ada benarnya. Akan tetapi dalam argumen ini konklusi tidak selalu benar walaupun kedua premis benar.
Bukti adalah sesuatu yang memberi dasar rasional dalam pertimbangan (judgement) untuk menetapkan kebenaran suatu pernyataan (to establish the truth). Dalam hal teori akuntansi, pertimbangan diperlukan untuk menetapkan relevansi atau keefektifan suatu perlakuan akuntansi untuk mencapai tujuan akuntansi.
Keyakinan yang diperoleh seseorang karena kekuatan atau kelemahan argument adalah terpisah dengan masalah apakah pernyataan yang diyakini itu benar (true) atau salah (false). Dapat saja seseorang memegang kuat keyakinan terhadap sesuatu yang salah atau sebaliknya, menolak suatu pernyataan yang benar (valid).

Properitas Keyakinan
Pemahaman terhadap beberapa prosperitas (sifat) keyakinan sangat penting dalam mencapai keberhasilan berargument. Berikut ini prosperitas keyakinan yang perlu disadari dalam berargumen : keadabenaran, bukan pendapat, bertingkat, berbias, bermuatan nilai, berkekuatan, veridikal ( tingkat kesesuaian keyakinan dengan realitas ), dan berketempaan ( kelentukan keyakinan berkaitan dengan mudah tidaknya keyakinan tersebut diubah dengan adanya informasi yang relevan ).

Kecohan (Fallacy )
Kecohan merupakan kesalahan dalam menerima suatu asersi yang ada kenyataannya asersi tersebut membujuk dan dianut banyak orang padahal seharusnya tidak.

Salah Nalar
Kesalahan nalar dapat terjadi jika penyimpulan tidak di dasarkan pada kaidah – kaidah penalaran yang valid. Walaupun salah nalar dapat dipakai sebagai suatu strategem ( pendekatan atau cara – cara untuk mempengaruhi keyakinan orang dengan cara selain mengajukan argumen yang valid atau masuk akal ), tidak selayaknya jika kaidah penalaran yang sangat baik ditolak semata – mata karena argumen sering di salah gunakan.

Aspek Manusia Dalam Penalaran
Dalam hal penalaran manusia tidak selalu rasional dan bersedia beragumen, sementara itu tidak semua asersi dapat ditentukan kebenarannya secara objektif dan tuntas.
Rasionalitas menuntut penjelasan yang sesuai dengan fakta. Namun, pada kenyataannya keinginan yang kuat untuk memperoleh penjelasan sering menjadikan orang puas dengan penjelasan sederhana yang pertama kali ditawarkan, sehingga dia tidak lagi berupaya untuk mengevaluasi secara seksama kelayakan penjelasan dan membandingkannya dengan penjelasan alternatif.
Bila keputusan terlanjur diambil padahal keputusan tersebut mengandung kesalahan, maka orang cenderung melakukan rasionalisasi bukan lagi argumen untuk mendukung keputusan. Dikarenakan tradisi atau kepentingan, orang sering bersikap persisten terhadap keyakinan yang terbukti salah.


Related Posts On

Tidak ada komentar:

Posting Komentar


Copyright © MATERI KULIAH

Sponsored By: Free For Download Template By: Fast Loading Seo Friendly Blogger Template